Setelah meninju wajah seorang kurator terkenal karena mengkritik karyanya sebagai "buku teks dan tak bernyawa", Handa Seishuu dikirim ke Pulau Gotō untuk menenangkan sarafnya dan menemukan inspirasi baru untuk kaligrafinya. Tumbuh di kota sepanjang hidupnya, Handa harus beradaptasi dengan kehidupan pedesaan sambil bertemu dengan berbagai macam orang unik selama masa jabatannya.